Hmm.. Coba bayangkan ada dua saudara kembar (panggil saja mereka Dodo dan Didi) yang hidup di masa depan, dimana laju sebuah pesawat ruang angkasa sudah mendekati laju cahaya. Sebagaimana diketahui laju cahaya dalam ruang hampa udara adalah 300.000 km/detik atau sering dilambangkan dengan c. Pada saat keduanya berumur 20 tahun, Dodo meninggalkan saudara kembarnya tersebut untuk pergi ke sebuah bintang yang jaraknya 20 tahun cahaya dengan sebuah pesawat luar angkasa (20 tahun cahaya adalah jarak yang ditempuh cahaya selama 20 tahun). Sebagai perbandingan, cahaya dari matahari akan sampai di bumi setelah menempuh waktu sekitar 8,3 menit. Pesawat luar angkasa yang digunakan oleh Dodo bergerak dengan laju 0,8c (sekitar 240 km/detik). Sebuah perjalanan yang melelahkan dan sangat jauh tentunya. Setelah sampai di bintang yang dituju, Dodo kembali ke bumi. Alangkah terkejutnya dia ketika mendapati Didi yang tinggal di bumi telah berusia 70 tahun sedangkan dirinya baru berusia 50 tahun (berarti Didi lebih tua 20 tahun darinya).

Hal ini kelihatannya mustahil bukan ? Tapi itulah implikasi dari sebuah teori fisika yang bernama teori relativitas khusus (special relativity), sebuah teori yang dikemukakan oleh sesepuh fisika modern di awal abad 20 yakni Albert Einstein. Teori ini menegaskan bahwa tidak ada satu percobaan yang dapat kita gunakan untuk mengukur kecepatan terhadap ruang mutlak (tidak adanya kerangka referensi universal) dan bahwa laju cahaya adalah sama bagi semua pengamat, sekalipun mereka dalam keadaan gerak relatif. Teori relativitas khusus sebenarnya adalah semata-mata suatu sistem kinematika dan dinamika lain, yang didasarkan pada sekumpulan postulat yang memang berbeda dari fisika klasik. Teori relativitas khusus telah diuji kebenarannya secara teliti dan seksama lewat berbagai percobaan dan didapati bahwa semua ramalannya benar. Beberapa akibat yang ditimbulkan oleh postulat Einstein diantaranya adalah efek pemuluran waktu (time dilation), kontraksi panjang (length contraction) dan paradoks kembar (twin paradox).

Hal ini dianggap aneh karena menurut dasar berikut: Masing-masing dari saudara kembar, baik yang naik roket maupun yang tinggal di bumi, bisa menganggap bahwa saudaranyalah yang melakukan perjalanan; dan menurut teori relativitas khusus, masing-masing akan melihat bahwa saudaranya yang melakukan perjalanan akan mengalami waktu yang lebih pendek daripada dirinya sendiri.

Hal ini dikatakan sebagai paradoks karena sebuah efek absolut (seorang dari saudara kembar benar-benar terlihat lebih tua dari yang lainnya) bisa dihasilkan dari pergerakan relatif. Namun kenyataannya, tidak ada kontradiksi dan eksperimen bayangan tersebut dapat dijelaskan dalam lingkup dasar dari relativitas khusus. Efek ini telah dibuktikan pada eksperimen Hafele-Keating yang menggunakan jam yang diletakkan pada pesawat terbang dan membandingkannya dengan jam yang tetap di bumi.

Dimulai oleh Paul Langevin pada 1911, sudah banyak penjelasan mengenai paradoks ini, yang semuanya didasarkan pada kenyataan bahwa tidak ada kontradiksi karena tidak pernah ada kesimetrian, hanya seorang dari saudara kembar yang mengalami percepatan dan perlambatan. Sebuah versi dari argumen asimetris diajukkan oleh Max von Laue pada 1913, yang menyatakan bahwa saudara kembar yang menaiki roket menggunakan dua kerangka inersia yang berbeda: ketika pergi mengarah ke atas dan ketika pulang mengarah ke bawah. Perpindahan dari satu kerangka ke kerangka lainnya inilah yang menyebabkan perbedaan, dan bukan percepatan atau perlambatan.

Untuk melihat animasinya klik disini. cekidoott.

hmm. seperti yang dituliskan Pak Rudy, Intinya dari paradox kembar ini adalah cara atau sikap kita menghadapi waktu.

Misalnya saja dikehidupan sekarang, orang yang lebih santai dalam menghadapi segala sesuatu masalah/persoalan di kehidupannya akan terlihat lebih awet muda jika dibandingkan dengan orang yang stres dan bersungut-sungut dalam menjalani hidupnya. Selain itu, saya jadi teringat dengan contoh yang pernah diberikan oleh Pak Rudy tentang hal ini, yaitu tentang seseorang yang selalu beraktivitas yang itu-itu saja di dalam rumah jika dibandingkan dengan orang yang benar-benar menikmati hidupnya dengan berjalan-jalan keluar rumah, berliburan, atau pergi ke salon. Yang mana yang akan terlihat lebih muda ? Tentu saja jawabannya yaitu orang yang benar-benar menikmati hidupnya dengan berjalan-jalan keluar rumah, berliburan, atau pergi ke salon.

date Friday, February 25, 2011

0 comments to “Twin Paradox”

Leave a Reply:

Tulis Buku Tamu yaa..